Pasar Badung, Tetap Eksis di Tengah Himpitan
Menjamurnya pasar modern seperti minimarket dan swalayan memang ditakutkan
akan menjadi ancaman bagi pasar tradisional. Akan tetapi kenyataannya tentu
saja tidak demikian. Meskipun terhimpit oleh pasar modern, pasar tradisional
masih tetap berdiri dan semakin menunjukkan eksistensinya.
Pasar Badung sebagai salah satu
pasar terbesar di kota Denpasar selain Pasar Gunung Agung, Pasar Satria, Pasar
Sanglah ternyata masih mempertahankan eksistensinya hingga kini. Bahkan pasar ini
mampu menarik penggemar tersendiri. Berdiri kokoh sejak tahun 2000 hingga
kini Pasar Badung selalu dipadati hiruk pikuk pengunjung terutama menjelang
hari raya umat Hindu seperti Galungan dan Kuningan. Dengan luas tanah 6.230 m2
dan luas bangunan 8.016 m2 Pasar Badung
mampu
menampung 1.698 pedagang dalam 1.698 los dan kios yang difungsikan
pagi dan siang hari. Pada sore dan malam hari Pasar Badung berubah wajah, para
pedagang berjualan di halaman pasar dengan membuka lapak-lapak kecil yang
berjumlah 390 pedagang dalam 390 lapak, bahkan pada malam hari pun Pasar Badung
tetap ramai dikunjungi meskipun hanya ditemani lampu temaram.
Menurut Kabag Pasar badung, swalayan dan supermarket
merupakan saingan terberat untuk Pasar Badung meskipun menurutnya pasar
tradisonal memiliki posisi yang tak tergantikan karena keunikannya. “Ya
tentunya Pasar Badung akan tersaingi, tapi Pasar Tradisional tidak akan bisa
dikalahkan oleh pasar modern. Pasar tradisional memiliki keunikannya sendiri, pengunjung
bisa melakukan tawar-menawar sangat berbeda dengan supermarket,” ungkap A.A
Ketut Kartika, S.E selaku Kepala Bagian Pasar Badung, Perusahaan Daerah Pasar
Kota Denpasar.
Barang-barang yang dijual di Pasar Badung juga lebih
lengkap jika dibandingkan dengan swalayan dan supermarket. Pada latai satu ditempati
oleh para pedagang Canang, Buah, Sayuran, dan Daging. Pada lantai dua merupakan
daerah pedagang alat-alat rumah tangga, bumbu-bumbu, rempah-rempah serta palen-palen. Pada lantai tiga berkumpul
pedagang yang menjual kain, asesoris, sarana upacara adat bali, serta makanan
dan minuman. Para pedagang tersebut sudah dikelompokan berdasarkan berang yang
mereka jual jadi para pengunjung tidak kebingungan untuk mendapat barang yang
mereka cari. Jenis Barang yang dijual juga sangat beragam berbagai jenis buah,
sayuran dan lainnya tersedia dalam satu kawasan Pasar Badung.
Dikutip dari Bisnisbali.com, meskipun pasar tradisionl sangat terhimpit
oleh pasar modern tetapi pasar tradisional memiliki pangsa pasar tersendiri.
Selain itu, para pedagang juga memiliki ikatan batin dengan masyarakat sekitar.
Hal inilah yang menjadi salah satu faktor pasar tradisional seperti Pasar
Badung masih bisa bertahan sampai saat ini.
Persaingan
juga terlihat dari usaha yang dilakukan pemerintah untuk memberikan kenyamanan
bagi para pembeli di Pasar Badung dengan pembangunan parkir bawah tanah Pasar
Badung.
Pasar
tradisional sangat berperan dalam membantu perekonomian masyarakat. Oleh karena
itu, sangatlah penting apabila pemerintah memberikan perhatian yang serius bagi
keberadaan pasar tradisional. Terlebih lagi, pasar yang memang telah ada dan
diwariskan sebagai aset daerah seperti Pasar Badung. (Pra, Dia, Gda,Rat)
Komentar
Posting Komentar